Studi Kasus : Gangguan Vestibular Pada Kucing Persia
Widya Kartika Wardini, Pratitis Setyo Wibowo, Ida Tjahajati, dan Faiz Ihsanul Kamil
Klinik Hewan Jogja
Jalan Pamularsih No. 55 Klaseman, Condongcatur, Kab. Sleman, DIY
Korespondensi penulis: drh. Widya Kartika Wardini, Klinik Hewan Jogja, Indonesia (widyakaw@gmail.com)
INTISARI
Gangguan vestibular merupakan gangguan saraf yang mempengaruhi sistem sensorik yang mengatur kontraksi otot, koordinasi postur tubuh dan gerakan kepala serta mata. Gangguan vestibular cukup umum terjadi pada kucing sehingga diagnosa dan prognosa sangat penting dalam sebuah kasusnya. Pada kasus ini, pasien mengalami kepala tremor, head tilt ke arah kanan dan mata tidak bisa fokus. Pemeriksaan fisik dan laboratorium dilakukan berupa pemeriksaan saraf, hematologi, kimia darah, rapid test dan ultrasonografi. Hasil pemeriksaan hematologi menunjukkan penurunan MCH dan peningkatan neutrofil, sedangkan pemeriksaan hasil darah menunjukkan kadar albumin borderline, kadar glukosa rendah, kadar creatinine rendah serta kadar kalium yang rendah. Pemeriksaan ultrasonography menunjukkan adanya temuan mucocele pada saluran empedu. Berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan, diagnosa yang ditegakkan adalah vestibular disorder dengan lokalisasi lesi perifer. Terapi yang diberikan meliputi antibiotik, obat tetes telinga, dan obat suportif lainnya. Pasien menunjukkan perbaikan pasca 8 hari pengobatan. Namun, pemeriksaan lanjutan seperti CT Scan atau MRI dapat dipertimbangkan untuk memastikan tipe vestibular disorder dan melihat apakah ada gangguan pada saraf pusat.
Kata Kunci : gangguan saraf, hypoalbuminemia, kucing persia, vestibular disorder